Selasa, 01 September 2015

Situs Geologi Geopark Kaldera Toba (2)

2.   Geoarea Kaldera Haranggaol

Daerah ini merupakan bagian dari jejak pembentukan Kaldera Toba generasi kedua (450.000 tahun yang lalu), mencakup kawasan seluas 585,6 km2 yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Simalungun, Karo dan Dairi.

Pada geoarea ini tersingkap satuan endapan ignimbrit dari satuan Tuff Toba Menengah (MTT), Tuff Dasitik Haranggaol (HDT), dan Tuff TobaTermuda (YTT), sedangkan singkapan Tuff Toba Tertua tidak dijumpai. Beberapa kerucut vulkanik pasca erupsi kaldera terdapat di kawasan ini, antara lain Gunung Sipisopiso (Gunung Tanduk Banua) dan Gunung Singgalang. Bongkah batu apung berdiameter lebih dari 40 cm di jumpai di Kawasan Tiga Runggu dalam endapatan Tuff Toba Termuda (YTT).

Peta Geoarea di Kawasan Kaldera Toba

Panorama bentang alam yang dapat dilihat dari beberapa tempat di kawasan ini memberi nuansa keindahan yang berbeda dari sudut pandang di tempat lain.

a.    Endapan Tuff Toba Termuda (YTT)

Endapan YTT yang terdapat diTiga Runggu

b.    Lava Andesit Gunung Sipisopiso

Lava Andesit dengan Batuan Dasar yang terdiri dari endapan Tuff YTT

c.    Komplek Batuan Dasar Tongging Kodon-kodon

Air Terjun Sipiso-piso, Merupakan Jejak Sesar Normal
yang Merupakan Bagian dari Runtuhan Kaldera

Bentang Alam Kawasan Tongging yang Terbentuk dari Batu Lumpur Gondwana
yang Menjadi Dinding Kaldera pada Segmen Tongging Geoarea Haranggaol

d.   Endapan Tuff Toba Menengah (MTT) dapat dibedakan di lapangan dari Tuff Muda Toba            Terlaskan (YTT).

Dinding Kaldera yang Terdiri dari Sekuen Endapan YTT

e.   Haranggaol Dacitic Tuff (HDT)
Singkapan endapan HDT memiliki ciri khas karena bertekstur ’parataxitic’ yang terbentuk oleh batu apung yang memilih (bergaris-garis) berwarna putih dalam masa dasar tuff ab-abu. Tekstur ini dikenal sebagai parataxitic yang memanjang (kadang sampai 1 meter), berbentuk spindel, sedikit vesikuler, batu apung yang berkesan terseret (fiame). Singkapan satuan batuan HDT ini terdapat pada dinding kaldera dekat Haranggaol dan di antara Haranggaol – Tigaras dan juga di permukaan danau dekat Binangara, dengan ketebalan mencapai 100 meter dan memperlihatkan struktur tiang (columnar jointing). 

Batuan ini tersusun oleh phenocryst plagioklas, piroksen orto dan clinopyroxen, dengan kandungan SiO2 63 – 66%, menunjukkan bahwa HDT adalah bersusun andesit. Berdasarkan sebaran dan ketebalannya, Chesner dan Rose (1991) memperkirakan batuan ini memiliki kesetaraan (DRE) volume ± 35 km3. Mereka menafsirkan HDT sebagai produk erupsi kaldera dari sebuah gunung api – strato (strato volcano) andesitan, yang terjadi pada 1,2 Ma (fission – track, Nishimura dkk, 1977).

Satuan Batuan Tuff Dasitik Endapan HDT
yang Terlaskan di Haranggaol



Panorama Bentang Alam pada Ujung Utara Tepi Danau Toba di Kawasan Desa Tongging, Memperlihatkan Bongkah-bongkah Raksasa dari Batuan Dasar Berumur Mesozoikum - Paleozoikum yang Tersingkap Akibat Runtuhan Kaldera Pasca Erupsi YTT

f.   Paropo (Silalahi) Caldera Rim


Panorama Kawasan Silalahi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar