Senin, 31 Agustus 2015

Situs Geologi Geopark Kaldera Toba (1)

Erupsi Kaldera Toba pada 74.000 tahun yang lalu merupakan erupsi kaldera terbesar sejak 2 juta tahun belakangan, meninggalkan jejak berupa danau vulkanik terbesar di dunia dengan ukuran panjang  100 kilometer dan lebar  30 kilometer. Erupsi ini dikenal sebagai supervolcano yang mempunyai intensitas letusan mencapai 8,8 VEI (Volcanic Explosivity Index), menyemburkan sekitar 2.800 km3 magma, merupakan erupsi gunung api yang terbesar selama periode Kuater (sejak 2 juta tahun yang lalu).
Produksi erupsi supervolcano Toba menutupi sebagian besar wilayah Sumatera Utara, dan endapan abu letusannya menyelimuti sebagian besar Asia Tenggara, termasuk anak benua India. Abu halus dan aerosol asam sulfat hasil erupsi ini tertahan untuk beberapa tahun di atmosfer (stratosfer), menghalangi radiasi sinar matahari ke bumi, sehingga mempengaruhi iklim pada belahan bumi tertentu dalam kurun waktu terbatas, dimana dampaknya sangat berpengaruh pada kehidupan floran dan fauna secara global.
Mengacu pada kajian dan penelitian tentang Kaldera Toba, sebaran dan identifikasi singakapan batuan, situs-situs geologi Kaldera Toba dikelompokkan menjadi 4 (empat) Geoarea dengan mempertimbangkan kondisi geografisnya, yaitu Kaldera Porsea, Kaldera Haranggaol, Kaldera Sibandang dan Geoarea Pulau Samosir.

1.   Geoarea Kaldera Porsea
Daerah ini merupakan bagian dari jejak pembentukan Kaldera Toba generasi pertama (900.000 tahun yang lalu) yang mencakup kawasan seluas 1.220 km2 yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Toba Samosir dan Tapanuli Utara.
Di dalam kawasan ini terdapat situs-situs geologi yang berkaitan dengan jejak proses runtuhan Kaldera Porsea, yang ditandai oleh terdapatnya batuan dasar, baik yang berumur Paleozoik (meta-sedimen ‘pebbly mud-stone, yang berada di komplek Taman Eden) maupun Mesozoikum (batu gamping, yang berada di Sibaganding), dan produk erupsi kaldera (OTT dan YTT) serta struktur geologi yang berhubungan dengan kaldera runtuhan (blok Uluan, dan lain-lain).
Panorama bentang alam satuan batu gamping formasi Sibaganding yang berumur Mesozoik, terletak di tepi timur Danau Toba tepatnya pada ruas jalan lintas Parapat – Medan, tersusun oleh batu gamping packstone, glokonitik grainstone, perselingan batu lumpur – batu pasir dan konglomerat (kiri), dan karstifikasi dari batu gamping yang teramati dari arah Danau Toba yang dikenal sebagai ‘batu gantung’.

a. Sibaganding Mesozoic Limestone

Batu gamping Sibaganding merupakan bagian dari satuan batuan formasi Sibaganding yang mempunyai kisaran umur dari Kapur (Mesozoikum).


Panorama Bentang Alam Satuan Batugamping




Karstifikasi Batugamping, Batu Gantung


b.  Oldest Tuff Toba (OTT)
Batuan Tufa Toba Tertua (OTT) yang tersingkap di kawasan Pertamina Cottage adalah batuan ignimbrite yang terbalaskan, yang merupakan produk dari erupsi Kaldera Porsea. Satuan batuan ini dijumpai di sekitar semenanjung Uluan dan pada lereng-lereng terjal pada tepi Danau Toba. Batuan Tufa Termuda (YTT) terdapat menyelimuti seluruh ketinggian terutam pada plateu dinding kalderea, sedangkan pada bagian dalam kaldera tidak dijumpai endapan YTT kecuali di kawasan blok Uluan.


Endapan Tuff Toba Terlaskan

c. Batu Basiha

Batu Basiha merupakan batuan andesit hasil pendinginan magma yang mengalir pada saat terjadinya letusan Kaldera Toba dan membeku di permukaan membentuk lava kolom. Dalam pengusulan Georpark Kaldera Toba ke UNESCO batu Basiha ini turut dijadikan sebagai bukti sejarah terjadinya letusan Kaldera Toba.


Singkapan Batuan Dasar Meta Sedimen yang Tersingkap pada Tebing Air Terjun
(Taman Eden)


Panorama Balige

Tidak ada komentar:

Posting Komentar